GAMBATTE KUDASAIIII...... ANTIKA............

Selasa, 01 Februari 2011

PUISI

Jeritan

         
          Kami diam bukan berarti  bisu
Kami tunduk bukan berarti buta
Kami patuh bukan berarti budak
Tapi, kami menunggu masa

Selama ini jerit dan tangis ku
Tak pernah engkau peduli
Menahan perih dalam luka
Menahan tangis dalam sakit

            Kami bukanlah keledai yang diikat  hidungnya
            Kami bukanlah robot yang dapat bekerja tanpa lelah
            Kami hanyalah hati yang lemah
            Yang mudah merasa sakit dan kecewa


Sutradara
         
Aku tau Engkau punya sekenaroi untuk
Yang menentukan peran ku dalam suatu pentas
Aku berakting dengan penuh harap
Agar esok jauh lebih baik

Letih dan bosan, melanda diri ini
Aku bosan memainkan lakon ku
Yang tak pernah menemukan ketenaran
Andai aku dapat menjadi sutradara
Aku ingin mengatur lakon ku
Rotasi

Berjalan dan terus berjalan
Berputar berkeliling
Siang dan malam tiada bededa
Kau terus berputar
Hidupmu kau habiskan hanya untuk berputar
Tak jelas arah dan tujuannya
Terkadang engkau singgah hanya untuk
Memastikan dan berlalu tanpa kata


BOCAH

            Saat  si merah menghentikan si lincah
Engka berlari mencari peruntungan
Tak perduli akan api membakar kulit
Demi sesuap nasi hari ini

            Suara-suara bocah yang lugu
Berbaur menjadi  satu dalam hiruk pikuknya kota
Dari tempat satu ke tempat yang lain
Berulang alunan sumbang...
Meski dahaga mencekik leher...
Demi sesuap nasi untuk hari ini





Kasih ku

            Kasih ku...
Saat diri ini terjatuh
Saat diri ini terluka
Saat diri ini tak berdaya
Hanya Engkau yang ada di dekat ku
Membelaiku..
Menenangkanku..
Membantuku untuk tetap tersenyum

Kasih ku..
Mengapa Engkau izinkan air mata ini membasahi pipi ku
Mengapa Engkau biarkan hati ini terluka
Mengapa Engkau biarkan diri ini tersakiti
Bukankah kau inginkan agar aku tetap di sisi Mu
Tetap menyabut nama Mu
Hingga Engkau membawa ku











Bukan Aku ?!

            Bukan mau ku                   Inilah diri ku                      Hati ku
Bukan pinta ku                  Bukan diri mu                   Bukan hati ku
Menbuat mu                      Menjadi satu                     Rasa ku
Menjadi pilu                       Dalam sendu                     Bukan rasa ku

                                                                                   
Maafkan aku
Yang salah pada mu
Hanya dapat berlalu
Tak maksud menyakiti mu

Bunuhlah aku
Jika itu mau mu
Yang mampu membalas dusta ku
Atas derita mu..











Rasa ku
           
               Sunyi –Senyap
                     Haru –pilu
                                 Tawa-tangis
                                             Suka –duka
                                                         Perih-sakit      
                                                                     Manis-pahit    
                                                                                 Emosi-amarah
                                                                     Bahagia-tertawa
                                                         Sakit-terluka
                                             Tangis-bersedih
                                 Susah-derita
                        Hidup-mati



Cintaku Berakhir di Batas kota

Waktu berlalu terasa begitu cepat
Masih terasa kecupan mesra yang ia beri
Betapa hangat peluk kasih yang ku rasa
Betapa erat gengam tangan melepasnya
Di batas kota ini ku lepas dirimya
Hanya seucap kata sebagai  tanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar